FILOSOFI NADA KEHIDUPAN


                                      FILOSOFI NADA KEHIDUPAN

Potretan nada seorang pemusik dan seorang pemain bola pada hakekatnya adalah berbeda. Perbedaan potretan nada itu, terletak pada makna pemahaman oleh keduanya. Seorang pemusik memotret nada sebagai sumber kehidupan. Sebagaimana nafas kehidupan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Bayangkan saja sehari ia tidak bersentuhan dengan nada – nada kehidupan itu, apa yang akan terjadi dengan kehidupannya? Sementara, seorang pemain bola memotret nada sebagai gelombang. Gelombang atau tangga nada yang akan menghantarnya menjadi pengeksekusi nada terbaik dalam sejarah persepakbolahan sejagat raya ini. Gelombang kehidupan inilah yang senantiasa hadir dan menyejarah dalam kehidupan manusia.
Penyejarahan nada selalu menghiasi kehidupan manusia. Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari nada. Nada perjuangan setiap orang tidaklah sama. Melalui perjuangan, manusia akan ditantang untuk terus mempertahankan keotentikan atau keaslian dari nada kehidupan itu sendiri. Nada – nada kehidupan diibaratkan seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan oleh zaman. Di mana, nada kehidupan terkadang mendatangkan kesenangan. Akan tetapi, terkadang  nada kehidupan juga menghadirkan kesedihan bagi manusia. Kesenangan dan kesedihan merupakan dua unsur yang sangat esensial dalam kehidupan manusia. Sebagaimana kelahiran dan kematian yang selalu datang dan pergi dalam kehidupan manusia.
Kedatangan dan kepergian dalam kehidupan manusia merupakan nada kehidupan yang selalu memberikan nutrisi bagi setiap orang yang menjalani permainan tangga nada kehidupan ini. Akan tetapi, pada umumnya  manusia selalu membicarakan tangga nada kehidupan yang selalu memberikan keberhasilan bagi seseorang. Pengalaman keberhasilan membuat tangga nada seseorang menjadi bahagia. Kebahagiaan tangga nada itu akan direduksi oleh kegagalan. kegagalan itu dipandang oleh manusia sebagai nada falls. Nada kehidupan yang selalu mengganggu keindahan hidup. Sebagaimana pandangan Bapa Gereja tentang kaum Eresi (ajaran sesat). Akan tetapi, berkat kehadiran mereka, Gereja disadarkan untuk kembali membenahi struktur yang berlaku dalam karya pewartaan iman yang sesuai dengan nasihat – nasihat Injili. “ Agustinus mengatakan bahwa Tuhan telah mengijinkan perkembangan mereka, sehingga kita tidak hanya minum susu dan tidak membentuk kita untuk selalu tidak dewasa, Tractatus In Evangelium/Ohannis, 36,6.”
Kehadiran nada falls dalam kehidupan merupakan berkat bagi manusia. Mengapa? Karena manusia akan terus disadarkan untuk selalu memperbaiki nada kehidupan itu. Waktu pun terus berjalan, manusia terus bermanuver ke sana -  kemari, sembari menikmati nada – nada kehidupan yang lainnya. Kenikmatan nada oleh manusia melambangkan adanya transformasi dari nada falls ke nada sol. Transformasi atau peralihan nada ini berorientasi kepada kesempurnaan hidup manusia. Mengapa? Karena manusia pada kodratnya adalah makhluk pencari kebahagiaan. Akan tetapi, kebahagiaan manusia ini, bagi Plato merupakan sepercikan kecil dari realitas Universal (R). Di mana realitas (R) atau kebahagiaan sejati itu, hanyalah diperoleh manusia ketika sudah menyejarah bersama nada kesempurnaan itu sendiri.
Kesempurnaan nada merupakan unsur yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Sebagai pendekatan kontekstualnya adalah manusia selalu bergerak dari tangga nada yang satu ke tangga nada yang lainnya. Pergerakan ini senada dengan para pencinta kuliner ataupun para petualangan. Di mana mereka bergerak dari tempat kuliner ataupun tempat petualangan yang satu ke tempat yang lainnya. Motif dari manuver  atau pergerakan ini tidak lain tidak bukan adalah hanya untuk mencari kepuasan atau kebahagiaan inderawi semata. Namun dari sekian banyaknya nada itu, tidak ada satupun yang memberikan nada kesempurnaan. Oleh karena itu, nada kesempurnaan hanyalah satu yakni sang pengada.
Potretan nada – nada kehidupan dalam ilustrasi ini, sebenarnya penulis mau menganimasi Anda yang sedang membaca tulisan ini untuk melihat nada falls atau kegagalan dalam hidup sebagai panorama keindahan. Mengapa? Karena kegagalan merupakan bagian integral dari kehidupan kita. Sebagaimana kelahiran dan kematian yang selalu datang dan pergi dalam kehidupan kita. Yang kita butuhkan hanyalah usaha dan kepercayaan kepada Sang Pemberi Kehidupan ini. Karena nada kesempurnaan hanyalah berada di dalam tangan-Nya.


Comments

Popular posts from this blog

PENJARA BAYANGAN

HANYA 8 JAM HIDUP ANDA DIUBAH

BUDAYAKU JATI DIRIKU